Rabu, 09 Mei 2012

ASRAMA MAHASISWA KABUPATEN KUBU RAYA, TEMPAT TINGGAL GRATIS UNTUK SELURUH MAHASISWA KUBU RAYA


Add caption
TEMPAT TINGGAL GRATIS UNTUK SELURUH MAHASISWA KBUPATEN KUBU RAYA
...............................................................................................................................
Kondisi geografis yang berbentuk kepulauan yang cukup luas dan mengelilingi kota Pontianak dan jarak tempuh dari masing masing kecamatan yang ada di Kubu Raya menuju pusat kota lumayan jauh dan lama terutama kecamatan yang harus menempuh perjalanan dengan menggunakan motor air untuk sampai ke kota pontianak seperti di Kubu, Batu Ampar dan Terentang. hal ini tidak memungkinkan bagi para mahasiswa untuk berangkat dan pulang ke rumah saat akan kuliah. oleh karena itu keberadaan Asrama bagi para mahasiswa yang tidak memungkinkan untuk berangkat dari rumah mereka sangat penting adanya.
selain bagi mahasiswa jauh, asrama juga sangat penting bagi mahasiswa yang ekonomi keluarganya lemah karena akan membantu meringankan biaya kost atau kontrakan selama kuliah, selain bagi mahasiswa yang jauh dan mahasiswa yang ekonomi keluarganya lemah, Asrama juga tidak menutup diri (memberikan kesempatan yang luas) kepada seluruh mahasiswa Kubu Raya untuk tinggal di asrama tidak memandang suku, Agama, jauh maupun dekat semuanya bisa tinggal di Asrama dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

akan tetapi selama ini banyak yang belum tahu tentang keberadaan Asrama ini, baik oleh calon mahasiswa (siswa kelas 3 SMA Sederajat), mahasiswa, dan elit birokrat lainnya. oleh karena itu Asrama Mahasiswa Kabupaten Kubu Raya yang beralamat di Jalan Sepakat 2 (Ahmad Yani Pontianak) Gang Mawar Nomor 5 ini, selalu berupaya untuk mempromosikan keberadaan Asrama kepada seluruh kalangan yang ada di Kubu Raya. kegiatan yang dilakukan oleh pengurus dalam upaya mempromosikan dan memperkenalkan keberadaan asrama mahasiswa Kubu Raya ini, dilakukan dengan SOSSIS (Sosialisasi ke sekolah-sekolah) dengan sasaran Siswa kelas 3 SMA/Sederajat, Bakti sosial Dalam rangka ulang tahun Asrama, Bakti Ramadhan dan kegiatan lain dengan sasaran kegiatan Masyarakat Kubu Raya, Penyebaran Pamflet, riflet dan brosur-brosur ke kampus-kampus yang ada di kota Pontianak dengan sasaran mahasiswa, Diskusi dengan Dinas terkait yang ada di Kubu Raya dengan sasaran elit Birokrat dan kegiatan-kegiatan lainnnya yang dilakukan dalam rangka promosi dan sosialisasi Asrama.

kegiatan-kegiatan yang dilakukan tersebut ialah upaya mempromosikan Asrama atau tempat tinggal gratis bagi seluruh mahasiswa  yang berasal dari kabupaten Kubu Raya. untuk menunjang kenyamanan kuliah para anggota selama berada di asrama, maka Asrama mahasiswa Kabupaten Kubu Raya disediakan fasilitas seperti Komputer. Asrama Mahasiswa Kabupaten tidak semegah Asrama mahasiswa kabupaten Pontianak, tidak berupa bangunan baru seperti asrama mahasiswa Kabupaten Kayong Utara dan tidak sama seperti Asrama pada umumnya namun Isi dan kegiatan di dalamnya sama seperti asrama mahasiswa lainnya yang ada di kota Pontianak. karena itu Pemerintah Kabupaten Kubu Raya juga harus memperhatikan keberadaan Asrama mahasiswa kabupaten Kubu Raya sebagaimana pemerintah daerah kabupaten lain memperhatikan Asrama mahasiswanya baik perhatian berupa fisilk maupun perhatian nonfisik.

Setiap awal tahun ajaran baru, Asrama Mahasiswa kabupaten Kubu Raya membuka peluang bagi seluruh mahasiswa asal Kabupaten Kubu Raya untuk bergabung di asrama dan menjadi warga asrama mahasiswa Kabupaten Kubu raya. selama menjadi anggota Asrama, mahasiswa tidak hanya kuliah dan belajar di kampus saja, akan tetapi anggota asrama akan belajar di asrama dan belajar di masyarakat sehingga pada prinsipnya Asrama mengimplementasikan Tri darma perguruan tinggi. Mahasiswa akan belajar menulis ilmiah, mahasiswa akan belajar mengabdi di masyarakat dan melakukaan pembinaan-pembinaan, kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan diri mahasiswa ini akan di bina oleh bidang pengembangan sumber daya mahasiswa asrama Mahasiswa kabupaten Kubu raya. dan masih banyak manfaat lain yang akan diperoleh selama berada di asrama mahasiswa kabupaten kubu raya.

Pendaftaran anggota baru Asrama Mahasiswa Kabupaten Kubu Raya akan dimulai pada 01 Juli-01 September 2012 untuk info lebih lanjut bisa hubungi langsung Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Asrama Mahasiswa kabupaten Kubu Raya disekretriat Asrama Mahasiswa Kabupaten Kubu Raya, Jalan Sepakat 2 Ahmad Yani Pontianak, Gang Mawar No. 5 dan 6.
bisa juga menghubungi kami via telpon 085654619282 (Panitia Peneriamaan Anggota Baru Asrama), 085248899285 (Ketua Asrama) dan 089694020804 (Sekretaris Asrama)

Penulis
ABDUR ROSYID
PENGURUS ASRAMA MAHASISWA KABUPATEN KUBU RAYA PERIODE 2011-2012
Alamat: Jln. Sepakat 2 Ahmad Yani Pontianak Gg. Mawar No. 5
asrama mahaisiswa kabupaten kubu raya: tempat tinggal gratis untuk seluruh mahasiswa kabupaten kubu rayaAsrama Mahasiswa Kabupaten Kubu Raya

Selasa, 08 Mei 2012

ASRAMA MAHASISWA KUBU RAYA :ULANG TAHUN YANG KE-3

ASRAMA MAHASISWA KUBU RAYA: HUT YANG KE-3
Berdasarkan hasil keputusan bersama perhimpunan mahasiswa kabupaten kubu raya (PRIMARAYA) dimana saat itu asrama masih merupakan bagian darinya, maka pada tanggal 10 mei 2010 ditetapkan sebagai hari jadi lahirnya sebuah asrama bagi para mahasiswa kubu raya yang beralamatkan di jalan sepakat 2 ahmad yani gang mawar nomor 5 dan 6. meskipun bangunan masih berstatus kontrakan, namun isi dan segala struktur di dalamnya sama dengan organisasi kemahasiswaan yang terorganisir guna menghimpun dan menaungi warga asrama kubu raya sehingga visi utama didirikannya asrama ini ialaa "sebagai wadah untuk menampung mahasiswa kubu raya untuk berkreatifitas dan mencari jati diri".
sebagai sebuah lembaga, maka secara struktural pemerintahan berada dalam tanggung jawab pemerintah daerah diamana setiap anggaran untuk asrama dikeluarkan berdasarkan APBD kubu raya.
terbentknya asarama ini dilatar belakangi oleh adanya isu-isu pemekaran sebuah kabupaten dari kabupaten pontianak yakni kubu raya pada 2007 dimana mahasiswa kubu raya yang sebelumnya tergabung dalam  perhimpunan mahasiswa kabupaten pontianak berupaya mendirikan sebuah perhimpunan yang terpisah karena pemekaran tersebut. maka lahirlah perhimpunan mahasiswa kabupaten kubu raya yang masih berstatus numpang di asrama kabupaten pontianak hingga akhirnya meninggalkan asrama mahasiswa kabupaten pontianak dan menempati kontrakan yang hingga saat ini menjadi asrama mahasiswa kabupaten kubu raya meskipun masih kontrakan. pada 10 mei 2012 asrama kubu raya genap berusia 3 tahun dalam perjalanannya, baru sekali terjadi pergantian periode kepengurusan yakni 2010-2011. Asrama sendiri memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk mahasiswa dan cukup sebagai penunjang aktifitas kemahasiswaan baik yang dilaksanakan di dalam maupun di luar asrama.
hal yang sangat diharapkan bagi warga asrama adalah terwujudnya asrama permanen, guna mengatasi masalah kepadatan warga khususnya asrama putri oleh karena itu, maka pemerintah daerah bisa menjadikan asrama ini sebagai salah satu prioritas pembangunan sebagai aset pengembangan sumber daya manusia mengingat tidak sedikit mahasiswa dari seluruh pelosok kubu raya yang melanjutkan pendidikannya di kota pontianak. hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah juga ialah jika selama ini berstatus sebagai kontrakan, maka kami berharap pemerintah daerah juga memperhatikan masalah anggaran untuk biaya sewa bangunan, listrik dan air agar tidak telat untuk dianggarkan sesuai kebutuhan.
asrama bukan hanya untuk golongan tertentu, tetapi untuk semua mahasiswa kubu raya sehingga setiap tahun ajaran baru pengurus memberikan peluang yang seluas-luasnya kepada calon mahasiswa dan mahasiswa asal kubu raya untuk bisa bergabung di asrama mahasiswa kubu raya.

Rabu, 25 April 2012

CERPEN: PESANTREN, PENGABDIAN DAN PENGABDIAN WANITA SHALEHA

CERPEN: PESANTREN, PENGABDIAN DAN PENGABDIAN WANITA SHALEHA
Ketika mendengar kata "Pondok Pesantren" maka bayangan kita langsung tertuju kepada santri yang keseharian-nya selalu disibukan dengan belajar ilmu-ilmu agama terutama Islam yang lebih dikenal dengan ilmu Salafiyah,
terbayang kepada pakaian mereka yang Islami (sarung, baju koko, kopiah dan sorban untuk santriwan dan jilbab, juba, kain panjang dan baju longgar untuk santriwati), terbayang kepada keseharia mereka yang selalu belajar kitab-kitab kuning, terbayang kepada asrama atau pondok yang terpisah antara santriwan dan santriwati dan masih banyak lagi yang lainnya dimana setiap orang selalu membayangkannya dengan berbeda-beda. itulah dunia pesantren yang penuh dinamika, makna dan realita kehidupan para pencari jati diri.
sekilas tentang pesantren, pesantren pada mulanya merupakan kumpulan orang-orang yang belajar agama secara berkelompok di suatu masjid atau surau atau tempat tertentu seperti rumah atau balai, dimana kelompok tersebut belajar kepada seorang syeikh atau ulama yang mempunyai ilmu agama yang luas, mereka  belajar dalam waktu  tak tentu sampai mereka benar-benar menguasai ilmu Agama itu. hingga akhirnya kelompok-kelompok membentuk pondok-pondok untuk mereka tempati selama mereka belajar Agama. hingga akhirnya berkembanglah menjadi suatu lembaga yang terprogram dan luas hingga sekarang ini, mulai dari Kurikulum hingga administrasi yang ada di dalamnya.
Dunia pesantren lebih banyak diisi dan dirasakan oleh para santri, umumnya mereka memilih mondok (mukim) karena alasan jauh dari rumah asal, ada juga karena sebagai tempat untuk membentuk karakter. sehingga istilah pondok pesantren dikenal dengan beberapa istiilah seperti penjara suci, bengkel rohani bahkan sampai dengan alih kebudayaan.
masa pendidikan santri selama 'nyantri' cukup beragam, ada yang 3 tahun (bagi pesantren yang memiliki lembaga formal seperti Aliyah, Tsanawiyah) ada juga sampai 8 tahun dan 6 tahun tergantung seberapa besar pemahaman mereka terhadap ilmu. 
Dalam dunia pesantren ada satu istilah yang sangat kental dan pasti ada di seluruh pesantren manapun, baik pesantren tradisional hingga pesantren modernpun ada. istilah itu ialah "Ngabdi", ngabdi merupakan sebuah istilah bagi para santri yang ngabdi kepada pesantren. ngabdi sendiri beragam bentuknya. ada yang ngabdi kemasyarakat, ke sekolah, ke lembaga, lembaga dan lainnya. ngabdi yang seperti ini terikat waktu yang berkisar antara 2-3 tahun baik ngabdi di lingkungan pesanteran dimana santri belajar maupun di luar daerah.
kata "ngabdi" juga juga populer digunakan oleh para santri yang bekerja (tanpa upah) di lingkungan dalem (rumah kiyai atau pengasuh pesantren) dengan niat Lillaahi Ta'ala. dan mengharapkan barokah dari pesantren. untuk pengabdian yang seperti ini, yang santri lakukan cukup beragam. mulai dari membersihkan Dalem, membersihkan halaman, mengurus taman, mengurus peliharaan dalem (ternak), mengurus putra atau putri dalem (anak pengasuh yang masih balita) hingga urusan kebutuhan sehari-hari dalem seperti makan, dimana para santri ini ngabdi dengan menyiapkan "dahar" (bahasa halus dari makan untuk dunia pesantren).
Ada juga pesantren yang mengurus konsumsi sehari-hari para santrinya, ini berlaku bagi pesantren yang tidak mengijinkan para santrinya untuk masak sendiri (ngekost) agar belajarnya lebih fokus. ada yang kost di rumah masing-ustadz hingga di dalem sendiri. untuk santri yang konsumsinya disiapkan oleh dalem, jumlah santrinya cukup banyak, berkisar 100-200 orang sehingga tugas para abdi dalem ini lebih banyak terutama untuk urusan konsumsi santri.


BELAJAR SABAR DAN IKHLAS DARI DAPUR DALEM
inilah motivasi para santri, baik santri putra maupun santri putri yang menjadi abdi dalem. tidak Bahkan tidak hanya santri yang belajar yang menjadi abdi dalem, santri yang sudah lulus pendidikan formalnya-pun masih ngabdi. abdi dalem bekerja tidak ada hari libur, mereka hanya libur untuk belajar dan libur ketika liburan akhir sanah (akhir tahun pelajaran) mereka mengahabiskan waktu mereka di dapur, dan belajar sambil masak bagi para abdi dalem adalah hal yang wajar.
santri juga insan biasa yang kadang salah, ketika menjadi abdi dalem tidak jarang teguran yang pedas, sindiran yang menyakitkan hati bahkan sampai tidak ditegur oleh orang dalem selalu mereka rasakan. namun sabar tidak ada batasnya dan ikhlas adalah kunci segala amalnya. saat senggang, mereka menyempatkan diri untuk berbagi kisah dan pengalaman sesama abdi dalem sambil menyelesaikan tugas-tugas mereka memasak, canda tawa, saling memuji dan saling ngeledek itu hal yang biasa terjadi. bagi abdi dalem putra dan putri bisa seperti ini, namun ada batas-batas yang tidak boleh dilakukan yakni berduaan khawatir menimbulkan fitnah. mereka saling membantu dan mereka saling membagi tugas, tak sekali mereka bekerja sendiri dan mereka kadang diawasi oleh pihak dalem yang sekali-kali mengecek kekurangan dan keluhan para abdi dalem ini.
Para abdi dalem harus bangun lebih awal dari santri biasanya, jika santri bangun jam setengah 4 subuh, maka abdi dalem harus bangun jam 3, karena harus menyiapkan semua yang akan dikerjakan setelah subu nanti. mereka baru turun ke dapur setelah jam 5 subuh diwali dengan shalat subuh berjamaah. mereka berkemas, mengerjakan ini, mengerjakan itu hingga sampai jam 06.30 pagi, bagi abdi dalem yang masih sekolah formal mereka harus siap-siap masuk sekolah jam 07.00 pagi dan tentunya mereka sudah capek duluan sebelum mereka belajar dikelas, tidak jarang abdi dalem ini ketiduran dikelas tidak jarang juga abdi yang malah semangat belajarnya. akan tetapi bagi abdi dalem yang sudah tidak lagi sekolah formal, maka tugas mereka tidak selasai di sini, abdi dalem harus menyiapkan sarapan orang dalem, menyiapkan kebnutuhan-kebutuhan untuk dijual di kantin atau koperasi setelah jam istirahat nanti, hingga akhirnya sampai abdi dalem ini juga yang menjaga kantin atau koperasi itu. sama nasibnya dengan abdi dalem yang sekoah tadi, tidak jarang abdi dalem yang menjaga kantin atau koperasi ini tertidur sambil duduk di kantin dan harus terbangun ketika ada santri yang hendak beli jajanan dikantin. adakah mereka mengeluh...?? adakah mereka marah....??? adakah mereka berhenti menjadi abdi..??? jaranga sekali itu terjadi.
sungguh hebat para abdi dalem, hati kalian sungguh mulia dan pengabdian kalian yang ikhlas akan senantiasa membuahkan hasil yang memuaskan dunia dan akhirat.


SOSOK YANG KUAT PRIBADINYA
Jika abdi dalem bisa istirahat, maka tidak dengan sosok ini, dia harus stand by dan siap jika orang dalem memanggil ada ada hajat. rutinitas dia sama dengan santri yang lainnya, yang berbeda hanya dia alumni yang kuliah sambil mengabdi dan dia tinggal di dalem bersama keluarga dalem. oleh karena itu dia harus stand by dan siap.sosok ini adalah sosok yang hebat, jam 03.00 subuh dia sudah harus bangun, mandi subuh (karena jika tidak maka dia tidak sempat) Tahajjud dan shalat lainnya, tilawah, tahfidz mempelajari mata kuliahnya hingga subuh menjelang, kadang ditunjuk menjadi imam di mushalla putri oleh pengasuh pesantren kadang juga dia hanya menjadi makmum. hingga jam 05.00 subuh dia bergegas untuk memulai rutinitasnya di dalem. sosok ini membantu menyiapkan dahar pihak dalem dan juga menyiapkan semua keperluan di koperasi mulai dari jajanan ringan hingga makanan berat. semua ia kerjakan dengan hati-hati dan dengan baik, sekali-kali ia juga bergurau dengan seorang kaka' yang bekerja di dalem (bukan abdi dalem), saling berbagi cerita tentang hari-hari yang dialaminya, saling berbagi pengalaman dan sekali-kali minta pendapat dari kaka' tersebut seputar dunia wanita, istri dan bahkan tentang suami. terdengar suara tawa dan tiba-tiba terdiam ketika ada pihak dalem datang dan tertawa lagi ketika pihak dalem sudah keluar dapur. berbagai suara terdengar disana, dari suara kompor gas yang sedang menggoreng makanan ringan, bunyi air yang dikeluarkan dari kran air hingga punyi pisau yang sedang mengiris-ngiris rempah dan sayur. seperti suara musik yang dimainkan oleh group musik yang sedang latihan indah terdengar dan asyik ditelinga.
Kepenatan itu sirna ketika tawa sebagai nyanyiannya dan bunyi-bunyi itu sebagai musiknya, namun hidup kadang tidak selalu sama, kadang didapur itu hanya ada bunyi musik tanpa nyanian itu, sunyi dan sepi rasanya ini biasanya terjadi jika sosok ini sedang memiliki masalah namun keadaan ini tidak dibiarkan berlalu saja, seorang abdi dalem lain menghiburnya dan berusaha untuk membuat semuanya kembali sedia kala. kadang berhasil kadang tidak, tapi ini tidak selalu terjadi.
Urusan dapur dengan segala pernak-perniknya sudah selesai, namun sosok ini belum selesai dan belum bisa istirahat karena dia harus mengurus kantin, melayani setiap santri yang beli jajanan dan seakan tidak henti tangan dan kakinya begerak. kadang sedih dan kadang kagum dengan pribadinya ini. sedih karena dia tidak sempat itirahat dan kagum dengan badan yang begitu lelah daia masih bisa sambil tersenyum melayani santri yang membeli jajanan. ketika santri sudah mulai belajar di kelas, dia hanya tinggal sendiri, dan saatnya dia istirahat, kadang dia bisa istirahat sebentar namun dia harus mencukuoi lagi jajanan yang habis dibeli santri. setelah semuanya selasai, dia bisa sedikit bernafas lega, sambil duduk kdang dia membuka HP, kadang terlihat dia menelpon ingin berbagi cerita dengan lawan bicaranya. kdanga dia hanya mengetik-ngetik HPnya kemudian dia ambil al-Qur'an dan membacanya, kadang juga dia membaca buku, dan kadang dia hanya tertunduk capek dengan mata sendu di meja kantin. melayani santri tidak henti-hentinya dan tidak pernah terlihat muka masamnya, hanya senyum dan sapa yang keluar meskipun nampak dari wajahnya yang begitu lelah.
ketika pembelajaran selesai di sekolah, dia tidak selesai dengan urusannya di kantin. dia masih harus membantu abdi dalem untuk menyiapkan konsumsi santri hingga pukul 13.30. kadang juga dia membantu memasak untuk konsumsi malam santri. dia hanya istirahat shalat dzuhur, kadang dia tertidur setelah shalat jika semua pekerjaan dapur selesai namun itu jarang sekali ia rasakan. sore yang bisa diarasakan dengan bersantai, sosok ini tidak, dia masih harus latihan qasidah (hari tertentu), menyiapkan muslimatan (tiap jumat), setelah itu dia membantu abdi dalem lain untuk menyiapkan konsumsi malam santri.
Maghrib dan isya ia habiskan waktunya di musholla, sekedar istirahat dan biasa karena begitu capeknya, dia tertidur disana hingga pukul 21.00 dan harus pindah ke dalem lagi. namun jika sosok ini tidak tertidur, ia masih menyempatkan diri belajar salafiyah bersama santri yang lainnya. dengan kondisinya yang capek dia masih menyempatkan diri belajar meskipun dia tidak berkewajiban mengikutinya.
begitu berat dan besar pengabdian dan perjuangannya, tulus dan ikhlas maka tidak ada yang pantas balasannya selain kebaikan dan keselamatan dalam setiap langkahnya dan hidupnya didunia dan akhirat. pengabdiannya yang sekarang ini merupakan cerminan ketulusan untuk pendamping sosok ini nanti. sosok ini pasti akan mendapatkan pendamping yang sama kuatnya dengannya.
...........
semoga Allah SWT memberikan apa yang terbaik untuk sosok ini, pembaca dan kita semua. amiin. 

Selasa, 24 April 2012

MAKALAH:PERKEMBANGAN AGAMA PADA MASA DEWASA


PERKEMBANGAN AGAMA PADA MASA DEWASA
Makalah Oleh: Sulimah
Jiwa keagamaaan yang termasuk aspek rohani (psikis) akan sangat tergantung dari perkembangan aspek fisik. Begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa kesehatan fisik akan berpengaruh pada kesehatan mental. Selain itu juga ditentukan oleh tingkat usia. Setiap masa perkembangan manusia memiliki ciri-ciri tertentu. Begitu juga dengan perkembangan jiwa keagamaan.

A. Macam-macam Kebutuhan
Menurut J.P. Guilford, terdiri dari
1. Kebutuhan individual
Pada kebutuhan individual ini semuanya berhubungan dengan kebutuhan jasmani. Kebutuhan ini bergantung pada diri seseorang. Bagaimana dia merawat dan menjaga keseimbangan tubuhnya dalam kehidupannya. Kebutuhan invidual ini terdiri dari:
a) Homeotatis (kebutuhan yang dituntut tubuh dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan tubuh akan zat; protein, air, garam, mineral, vitamin, oksigen dan lainnya.
b) Regulasi temperature, penyesuaian tubuh dalam usaha mengatasi kebutuhan akan perubahan temperature badan. Pusat pengaturannya berada di bagian otak yang disbut Hypothalsum.
c) Tidur, kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi agar terhindar dari gejala halusinasi.
d) Lapar, kebutuhan biologis yang harus dipenuhi untuk membangkitkan energi tubuh seperti organis.
e) Seks, kebutuhan seks sebagai salah satu kebutuhan yang timbul dari dorongan mempertahankan jenis.
2. Kebutuhan social (rohaniah)
kebutuhan social manusia tidak disebabkan pengaruh yang datang dari luar (stimulas) seperti layaknya pada binatang. Kebutuhan social pada manusia berbentuk nilai. Jadi kebutuhan itu bukan semata-mata kebutuhan biologis melainkan juga kebutuhan rohaniah. Bentuk kebutuhan ini terdirio dari; pujian dan binaan, kekuasaan dan mengalah, pergaulan, imitasi dan simpati, dan perhatian.

3. Kebutuhan akan agama
Manusia disebut sebagai makhluk yang beragama (homo religious). Allah membekali manusia itu dengan nikmat berpikir dan daya penelitian, diberinya pula rasa bingung dan bimbang untuk memahami dan belajar mengenali alam sekitarnya sebagai imbangan atas rasa takut terhadap kegarangan dan kebengisan alam itu. Hal inilah yang mendorong manusia tadi untuk untuk mencari-cari suatu kekuatan yang dapat melindungi dan membimbingnya disaat-saat yang gawat.
Dorongan beragama merupakan salah satu dorongan yang bekerja dalam diri manusia sebagaimana dorongan-dorongan lainnya, seperti makan, minum, intelek dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu maka dorongan beragama pun menuntut untuk dipenuhi sehingga pribadi anusia itu mendapat kepuasan dan ketenangan. Dorongan beragama juga merupakan kebutuhan insaniah yang tumbuhnya dari gabungan berbagai factor penyebab dari rasa keberagamaan.

Menurut Dr. Zakiah Daradjat, dalam bukunya "Peranan Agama dalam Kesehatan Mental", terdiri dari:
1. Kebutuhan primer
yaitu kebutuhan jasmaniah: makan, minum, seks dan sebagainya (kebutuhan ini didapat manusia secara fitrah tanpa dipelajari).



2. Kebutuhan sekunder
yaitu kebutuhan rohaniah: Jiwa dan social. Kebutuhan ini hanya terdapat pada manusia dan sudah dirasakan sejak manusia masih kecil.

B. Sikap keberagamaan pada masa remaja
Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau ada juga yang menyebutnya masa adolesen. Ketika mereka meginjak dewasa, pada umumnya mempunyai sikap: menemukan pribadinya, menentukan cita-citanya menggariskan jalan hidupnya ,bertanggung jawab, menghimpun norma-norma sendiri.
Sikap-sikap di atas merupakan sikap yang mengawali masa dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya pada masa dewasa, seseorang telah menunjukan kematangan jasmani dan rohaninya, sudah memiliki keyakinan dan pendirian yang tetap, serta perasaan social sudah berkembang. Tanggung jawab individu, social dan susila sudah mulai tampak dan ia sudah mulai mampu berdiri sendiri.
Gambaran psikis pada masa dewasa seperti di atas akan nampak pada kesetabilan seseorang di dalam menentukan pandangan hidup atau agama yang harus di anutnya berdasarkan kesadaran da keyakinan yang di anggap benar dan diperlukan dalam hidupnya.ini mengandung pengertian bahwa apa yang dilakukan seseorang dari paham keagamaan yang di anutnya akan dipegang teguh dan diwujudkan lewat tingkah laku keagamaannya dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh tanggung jawab.
Tingkah laku keagamaan seseorang pada masa dewasa ini berdasarkan tanggung jawab keagamaan yang ia pegangi, ia yakini secara mendalam dan pahami sebagai jalan hidup. Hal itu sebagai akibat dari adanya kestabilan dalam pandangan hidup keagamaan, yang dengan demikian akan didapati pula adanya kestabilan dalam tingkah laku keagamaannya, dimana segala perbuatan dan tyingkah laku keagamaannya senantiasa dipertimbangkan masak-masak yang dibina diatas tanggung jawab, bukan atas dasar meniru dan ikut-ikutan saja.
Kestabialan dalam pandangan hidup beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang, bukanlah kestabilan yang statis, melainkan kestabilan yang dinamis, di mana pada suatu ketika ia mengenal juga adanya perubahan-perubahan. Adanya perubahan itu terjadi karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena kondisi yang ada.
Dengan demikian orang dewasa sebenarnya mempunyai tanggung jawab yang besar mengenal apa yang harus dianut dan dikerjakannya.tanggung jwab itu bias meliputi tanggung jawab secara individu, social, maupun susila serta agama. Bertanggung jawab secara individu berarti berani berbuat harus berani menanggung resiko sebagai tanggung jawab perbuatannya. Bertangung jawab secara sosial berarti semua perbuatan dipikirkan dan diperhitungkan akibat-akibatnya terhadap orang lain dan terhadap masyarakat.
Bertanggung jawab secara susila dengan norma-norma susila, perbuatan yang tidak bertentangan dengan etika, dan lebih dari itu semuaperbuatan dan tingkah laku keagamaaanya maupun aktifitas kehidupan lainnya hanya dituntut bertanggung jawab kepada Tuhan yang diimaninya. Di sinilah yang nantinya akan melahirkan cirri lain bagi seorangn dewasa, yaitu adanya kemandirian, di mana segala tingkah laku keagamaanya sudah dipikirkan masak-masak, dikerjakan sendiri dan dipertranggung jawabkan, walaupun kadang-kadang apa yang dilakukan tersebut sama dengan maksud orang lain atau justru malah mendatangkan kritik bagi dirinya.
Kemantapan jiwa orang dewasa setidaknya memberikan gambaran mengenai bagaimana sikap dan tingkah laku keagamaan pada orang dewasa. Atas dasar ini acap kali sikap dan tingkah laku keagmaan seseorang di usia dewsa sulit untuk di ubah, kalaupun terjadi perubahan, maka sesungguhnya itu berangkat dari pertimbangan yang sangat matang dan sungguh-sungguh.


Apabila nilai-nilai agama yang mereka pilih untuk dijadikan pandangan hidup, maka sikap keberagaman akan terlihat pula dalam pola kehidupan mereka. Sikap keberagaman tersebut akan dilestarikan sebagai identitas dan kepribadian mereka. Sehingga dapat membawa mereka secara mantap untuk dapat menjalankan ajaran agama yang mereka anut. Sehingga tidak jarang ini akan menimbulkan ketaatan yag berlebihan dan menjurus ke sikap fanatisme. Sikap keberagamaan yang seperti ini umumnya dilandasi oleh pendalaman pengertian dan perluasan pemahaman tentang ajaran agama yang dianutnya. Sikap keberagaman bagi orang dewasa adalahbukan hanya sekedar ikut-ikutan tetapi adalah sikap hidup baginya.

C. Ciri-ciri sikap keberagamaan pada masa dewasa
Sejalan dengan tingkat perkembangan usianya, maka sikap keberagaman pada orang dewasa antara lain memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1. menerima kebenaran agama berdasar pertimbangan pemikiran yang matang, bukan sekedar ikut-ikutan.
2. Cenderung bersikap realis sehingga norma-norma agama lebih banyak diaplikasikan dalam sikapa dan tingkah laku.
3. Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama dan berusaha untuk mempelajaridan memperdalam pemahaman keagamaan.
4. tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung jawab diri hingga sikap keberagaman merupakan realisasi dari sikap hidup.
5. Bersikap lebih terbuka dan wawasan yang lebih luas.
6. Bersikap lebih kritis terhadapa materi ajran agama sehingga kemantapan beragama selain didasarkan atas pertimbangan pikiran, juga didasarkan atas pertimbangan hati nurani.
7. Sikap keberagaman cenderung mengarah kepada tipe-tipe kepribadian masing-masing sehingga terlihat adanya pengaruh kepribadian dalam menerima, memahami serta melaksanakan ajkaran agama yang diyakininya.
8. Terlihat adanya hubungan antara sikap keberagaman dengan kehidupan social sehingga perhatian terhadap kepentingan organisasi social keagamaan sudah berkembang.
.....................................................
B. Pembentukan dan Penyimpangan Sikap Keagamaan

Dr. Mar’at mengemukakan ada 13 pengertian sikap, yang dirangkum menjadi 4 rumusan berikut :


Pertama sikap merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (di rumah, sekolah, dll) dan senantiasa berhubungan dengan obyek seperti manusia, wawasan, peristiwa atau pun ide, sebagai wujud dari kesiapan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap obyek. Kedua, Bagian yang dominan dari sikap adalah perasaan dan afektif seperti yang tampak dalam menentukan pilihan apakah positif, negatif atau ragu, dengan memiliki kadar intensitas yang tidak tentu sama terhadap obyek tertentu, tergantung pada situasi dan waktu, sehingga dalam situasi dan saat tertentu mungkin sesuai sedangkan di saat dan situasi berbeda belum tentu cocok. Ketiga, sikap dapat bersifat relatif consistent dalam sejarah hidup individu, karena ia merupakan bagian dari konteks persepsi atau pun kognisi individu. Keempat sikap merupakan penilaian terhadap sesuatu yang mungkin mempunyai konsekuensi tertentu bagi seseorang atau yang bersangkutan, karenanya sikap merupakan penafsiran dan tingkah laku yang mungkin menjadi indikator yang sempurna, atau bahkan tidak memadai. [1]
Dari rumusan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap merupakan predisposisi untuk bertindak senang atau tidak senang terhadap obyek tertentu yang mencakup komponen kognisi, afeksi dan konasi. Dengan demikian sikap merupakan interaksi dari komponen-komponen tersebut secara komplek. [2] Komponen kognisi akan menjawab apa yang dipikirkan atau dipersepsikan tentang obyek. Komponen afeksi dikaitkan dengan apa yang dirasakan terhadap obyek. Komponen konasi berhubungan dengan kesediaan atau kesiapan untuk bertindak terhadap obyek. [3]
Faktor penentu sikap, baik sikap positif atau pun sikap negatif, adalah motif, yang berdasarkan kajian psikologis dihasilkan oleh penilaian dan reaksi afektif yang terkandung dari sebuah sikap. Motif menentukan tingkah laku nyata (overt behavior) sedangkan reaksi afektif bersifat tertutup (covert behavior).[4]
Dengan demikian, sikap yang ditampilkan seseorang merupakan hasil dari proses berfikir, merasa dan pemilihan motif-motif tertentu sebagai reaksi terhadap sesuatu obyek. Dengan demikian sikap terbentuk dari hasil belajar dan pengalaman seseorang dan bukan pengaruh bawaan (factor intern) seseorang, serta tergantung kepada obyek tertentu. [5] Karena Sikap dipandang sebagai perangkat reaksi-reaksi afektif terhadap obyek tertentu berdasarkan hasil penalaran, pemahaman dan penghayatan individu [6]
Pemberian dasar jiwa keagamaan pada anak, tidaklah dapat dilepaskan dari peran orang tua sebagai pendidik di lingkungan rumah tangga. Pengenalan agama sejak usia dini, akan sangat besar pengaruhnya dalam pembentukan kesadaran dan pengalaman beragama pada anak tersebut. Karenanya adalah sangat tepat, Rasul SAW menempatkan orang tua sebagai penentu bagi pembentukan sikap dan pola tingkah laku keagamaan seorang anak, sebagaimana sabdanya : “setiap anak dilahirkan atas fithrah, dan tanggung jawab kedua orang tuannyalah untuk menjadikan anak itu nashrani, Yahudi atau Majusi.[7] Dimana fithrah yang dapat diartikan sebagai potensi untuk bertauhid (dapat disebut sebagai jiwa keagamaan), merupakan potensi physikis pada manusia, yang diakui adanya oleh para ahli psikologi transpersonal. Aliran psikologi ini juga mencoba melakukan kajian ilmiah terhadap demensi yang selama ini merupakan kajian dari kaum kebathinan, rohaniawan, agamawan dan mistikus.[8] Jadi, keluarga sebagai lingkungan yang pertama ditemui anak, sangat berperan dalam pembentukan pola perilaku/ sikap anak. Adanya perbedaan individu, pada dasarnya disebabkan oleh perbedaan situasi lingkungan yang dihadapi oleh masing-masing.[9]
Karena itu, pembinaan dan pengembangan fithrah sebagai potensi psikis manusia, untuk melahirkan sikap dan pola tingkah laku keagamaan, dapat dibentuk dengan mengkondisikan lingkungan sesuai dengan ketentuan norma-norma agama. Dan norma-norma tersebut akhirnya terintegrasi dalam kepribadian individu yang bersangkutan.
Walau norma-norma agama telah menjadi bagian dari kepribadian seseorang, pada kenyataannya sering ditemukan adanya penyimpangan-penyimpangan, yang disebabkan oleh sikap yang bersangkutan (baik perseorangan atau kelompok) terhadap keyakinan agamanya mengalami perubahan.
Penyimpangan sikap keagamaan dapat menimbulkan tindakan yang negatif, apalagi penyimpangan itu dalam bentuk kelompok. Memang, penyimpangan dalam bentuk kelompok ini, sering diawali oleh penyimpangan individual, tapi individual tersebut mempunyai pengaruh besar. Seseorang yang mempunyai pengaruh terhadap kepercayaan dan keyakinan orang lain, sebagai bagian dari tingkat pikir transenden. [10] Akan sangat berpengaruh terhadap penyimpangan kelompok.
Sikap keagamaan sangat erat hubungannya dengan keyakinan/ kepercayaan. Dan keyakinan merupakan hal yang abstrak dan susah dibuktikan secara empirik, karenanya pengaruh yang ditimbulkannya pun lebih bersifat pengaruh psikologis.
Keyakinan itu sendiri merupakan suatu tingkat fikir yang dalam proses berfikir manusia telah menggunakan kepercayaan dan keyakinan ajaran agama sebagai penyempurna proses dan pencapaian kebenaran dan kenyataan yang terdapat di luar jangkauan fikir manusia.[11] Karenanya penyimpangan sikap keagamaan cenderung di dasarkan pada motif yang bersifat emosional yang lebih kuat dan menonjol ketimbang aspek rasional.
Penyimpangan sikap keagamaan, ditentukan oleh terjadinya penyimpangan pada tingkat fikir seseorang ( tingkat fikir materialistik dan tingkat fikir transendental relegius ), sehingga akan mendatangkan kepercayaan/ keyakinan baru kepada yang bersangkutan (baik indivual maupun kelompok). Jika keyakinan itu bertentangan atau tidak sejalan dengan keyakinan ajaran agama tertentu, maka akan terjadi sikap keagamaan yang menyimpang.

Penyimpangan sikap keagamaan ini, disamping menimbulkan masalah pada agama tersebut, juga sering mendatangkan gejolak dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat.

C. Penyebab Terjadinya Penyimpangan sikap Keagamaan
Perubahan sikap keagamaan adalah awal proses terjadinya penyimpangan sikap keagamaan pada seseorang, kelompok atau masyarakat. Perubahan sikap diperoleh dari hasil belajar atau pengaruh lingkungan, maka sikap dapat diubah walaupun sulit.[12]Karenanya perubahan sikap, dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
1. adanya kemampuan lingkungan merekayasa obyek, sehingga menarik perhatian, memberi pengertian dan akhirnya dapat diterima dan dijadikan sebagai sebuah sikap baru.
2. terjadinya konversi agama, yakni apabila seseorang menyadari apa yang dilakukannya sebelumnya adalah keliru, maka ia tentu akan mempertimbangkan untuk tetap konsisten dengan sikapnya yang ia sadari keliru. Dan ini memungkinkan seseorang untuk bersikap yang menyimpang dari sikap keagamaan sebelumnya yang ia yakini sebagai suatu kekeliruan tadi.
3. penyimpangan sikap keagamaan dapat juga disebabkan karena pengaruh status sosial, dimana mereka yang merubah sikap keagamaan ke arah penyimpangan dari nilai dan norma sebelumnya, karena melihat kemungkinan perbaikan pada status sosialnya.
4. penyimpangan sikap keagamaan dari sebelumnya, yaitu jika terlihat sikap yang menyimpang dilakukan seseorang (utamanya mereka yang punya pengaruh besar), ternyata dirasakan punya pengaruh sangat positif bagi kemaslahatan kehidupan masyarakat, maka akan dimungkinkan terjadinya integritas sosial untuk menampilkan sikap yang sama, walau pun disadari itu merupakan sikap yang menyimpang dari sikap sebelumnya.
D. Beberapa Solusi Alternatif
Sikap keagamaan akan tidak mengalami distorsi, manakala norma/nilai yang melandasi keyakinan yang melahirkan sikap itu mampu menjawab berbagai hal yang menyebabkan terjadinya perubahan/ pergeseran sikap tadi.
Suatu sikap akan tidak bergeser, walau adanya lingkungan merekayasa obyek, untuk menarik perhatian, kalau norma/ nilai yang mendasari keyakinan untuk lahirnya sebuah sikap keagamaan, dapat menampilkan daya tarik lebih besar dari apa yang ditampilkan oleh lingkungan.
Kemampuan penyampai informasi dan komunikator nilai/ norma agama untuk meyakinkan kebenaran agama, dengan dapatnya teruji pada kehidupan, akan menghindarkan terjadinya proses konversi agama pada seseorang.
Pentingnya memperhatikan masalah status social dalam kehidupan beragama , adalah hal yang mutlak dilakukan, jika tidak diinginkan adanya mereka yang merubah sikap keagamaan ke arah penyimpangan dari nilai dan norma sebelumnya, karena melihat kemungkinan perbaikan pada status sosialnya. Hal ini juga telah disampaikan Rasul SAW., bahwa ‘kefakiran dekat dengan kekufuran’ (al Hadits). Dan kekufuran berarti penyimpangan dari sikap sebelumnya. Karenanyanya, juga kehidupan keagamaan juga harus mengedepankan kemaslahatan kehidupan masyarakat,

E. Penutup
Dari uraian di atas, dapatlah disimpulkan, bahwa :

1. Penyimpangan sikap keagamaan, ditentukan oleh terjadinya penyimpangan pada tingkat fikir seseorang , sehingga akan mendatangkan kepercayaan/ keyakinan baru kepada yang bersangkutan (baik indivual maupun kelompok).
2. Diantara penyebab terjadinya penyimpangan sikap keagamaan, antara lain :
a. adanya kemampuan lingkungan menarik perhatian
b. terjadinya konversi agama
c. karena pengaruh status social
d. Hal-hal yang dinilai sangat positif bagi kemaslahatan kehidupan masyarakat
3. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan sikap keagamaan, ada beberapa solusi alternatif, antara lain :
a. Menyajikan agama dengan performa yang senantiasa menarik
b. Menyajikan agama dalam bentuk sesuatu kebenaran yang tidak pernah bergeser dan senantiasa teruji dan dapat diuji.
c. Mengupayakan pengangkatan status social pengikut suatu agama.
d. Menampilkan nilai/ norma agama dengan mengedepankan apa yang dinilai sangat positif bagi kemaslahatan kehidupan masyarakat

Minggu, 02 Oktober 2011

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Identitas
Mata Pelajaran    : Pendidikan Agama Islam
Satuan pendidikan    : Sekolah Menengah Pertama
Materi        : Iman kepada Qadha’ dan Qadar
Kelas/Smt        : IX /GENAP
Alokasi waktu    : 1x40 Menit
Pertemuan ke    : 3
Standar Kompetensi:
Meningkatkan keimanan kepada Qadha’ dan qadar.
Kompetensi Dasar
Menyebutkan ciri-ciri beriman kepada qadha’ dan qadar.
Menjelaskan hubungan antara qadha’ dan qadar.
Indikator
1.    menjelaskan pengertian beriman kepada qadha’ dan qadar Allah
2.    menyebutkan ciri-ciri seseorang telah beriman kepada qadha’ dan qadar Allah
3.    menyebutkan perilaku yang menunjukan beriman kepada qadha’ dan qadar Allah.
4.    menjelaskan pengertian qadha’ dan qadar Allah.
5.    menjelaskan perbedaan qadha’ dan qadar Allah.
6.    menjelaskan hubungan antara qadha’ dan qadar Allah.
Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan Strategi Interactive lecturing and Learning siswa dapat menjelaskan Pengertian beriman kepada qadha’ dan qadar dengan benar.
Dengan menggunakan Strategi The Power of two siswa dapat menyebutkan 3 ciri-ciri seseorang telah beriman kepada qadha’ dan qadar Allah dengan benar.
Dengan menggunakan strategi information serach, dipadukan dengan group resume, siswa dapat menjelaskan perbedaan qadha’ dan qadar Allah dengan benar.
Dengan menggunakan strategi information serach, dipadukan dengan group resume, siswa dapat menjelaskan hubungan antara qadha’ dan qadar Allah dengan benar.

Materi
Iman Kepada Qadha’ dan Qadar Allah SWT
7.    Pengertian Beriman Kepada Qadha’ dan Qadar Allah
Iman menurut bahasa artinya percaya atau meyakini sedangkan menurut istilah ialah membenarkan dengan hati, melafadzkan dengan lisan dan mempraktekan dengan perbuatan.
Beriman kepada qadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya yang ada di muka bumi. 
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  
8.    Ciri-Ciri Seseorang Telah Beriman Kepada Qadha’ dan Qadar Allah
Diantara cirri-ciri orang yang beriman kepada Qadha’ dan Qadar Allah adalah:
Iman dan taqwa kepada Allah Swt semaikn menigkat, karena keberuntungan dan kegagalan dianggapnya sebagai ujian dari Allah SWT.
Jiwanya seimbang, yaitu tidak mudah putus asa karena suatu kegagalan dan tidak pula sombong karena suatu keberuntungan atau kesuksesan.
Sadar bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya adalah kehendak Allah, sehingga ia selalu bersyukur atas karunia Allah.
Selalu mengkoreksi dirinya jika terjadi kegagalan dan tidak menyalahkan orang lain apalagi Allah SWT.

9.    Perilaku yang menunjukan beriman kepada qadha’ dan qadar Allah.
banyak bersyukur dan bersabar.
Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa.
Memupuk sifat optimis dan giat bekerja.
Merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya.


10.    Pengertian qadha’ dan qadar Allah.
Secara etimologi atau bahasa, Qadha’ dapat diartikan sebagai pemutusan, perintah, dan pemberitaan. Sedangkan menurut Istilah, Qadha’ ialah hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT semenjak dahulu kala (pada zaman azali) tentang segala sesuatu yang akan terjadi di dunia dan akhirat.
Sedangkan Qadar menurut bahasa terjadinya suatu ciptaan yang sesuai dengan penetapan (qadha). Menurut istilah, Qadar ialah merencanakan sesuatu yang akan diperbuat dengan perhitungan yang sangat teliti serta mengetahui batas dan hubungannya serta akibat-akibatnya yang akan terjadi kelak yang direncanakan itu terwujud.
Dengan demikian yang dimaksud dengan Qadha’ dan Qadar atau takdir adalah ketentuan atau ketetapan Allah menurut ukuran atau norma tertentu.

11.    Perbedaan qadha’ dan qadar Allah.
Qada dapat diartikan sebagai ketetapan Allah yang telah ditetapkan tetapi tidak kita ketahui, Sedangkan qadar ialah ketetapan Allah yang telah terbukti dan diketahui sudah terjadi.  Dapat pula dikatakan bahwa qada adalah ketentuan atau ketetapan, sedangkan qadar adalah ukuran.

12.    Hubungan antara qadha’ dan qadar Allah.
Pada uraian tentang pengertian qadha dan qadar dijelaskan bahwa antara qadha dan qadar selalu berhubungan erat . Qadha adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan perbuatan.
Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya. Di dalam surat Al-Hijr ayat 21 Allah berfirman, yang artinya sebagai berikut:
Artinya ” Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.”
 Orang kadang-kadang menggunakan istilah qadha dan qadar dengan satu istilah, yaitu Qadar atau takdir. Jika ada orang terkena musibah, lalu orang tersebut mengatakan, ”sudah takdir”, maksudnya qadha dan qadar.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut yang artinya
”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaekat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupny) sengsara atau bahagia.” (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud).
Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.
Janganlah sekali-kali menjadikan takdir itu sebagai alasan untuk malas berusaha dan berbuat kejahatan walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu, namun manusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar. Kita tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi pada diri kita, oleh sebab itu kita harus berikhtiar. Jika ingin pandai, hendaklah belajar dengan tekun. Jika ingin kaya, bekerjalah dengan rajin setelah itu berdo’a. Dengan berdo’a kita kembalikan segala urusan kepada Allah kita kepada Allah SWT. Dengan demikian apapun yang terjadi kita dapat menerimanya dengan ridha dan ikhlas.

Langkah-langkah pembelajaran

KEGIATAN    LANGKAH-LANGKAH    WAKTU      
Awal    1.    Penyiapan kondisi siap belajar
2.    Salam
3.    guru dan siswa membaca Basmalah.
4.    Appersepsi
Bacakan salah satu hadits tentang kebersihan!
Berikan contoh perilaku bersih dalam kehidupan sehari-hari!
5.    guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran.
6.    Tes awal
Jelaskan pengertian iman kepada qadha’ dan qadar!
Beikan contoh perilaku yang mencerminkan iman kepada qadha’ dan qadar
Bagaimanakah caranya ber iman kepada qadha’ dan qadar?
7.    motifasi awal    10      
Inti    1.    semua siswa berpasangan dengan teman sebangkunya.
2.    siswa diberikan kesempatan untuk membaca materi tentang iman kepada qadha’ dan qadar.
3.    Siswa merumuskan pengertian iman kepada qadha’ dan qadar setelah membaca literatur.
4.    Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk memberikan ciri-ciri iman kepada qadha’ dan qadar kemudian menyampaikannya di depan kelas.
5.    Siswa mencari informasi dari literatur untuk
a.    membedakan qadha’ dan qadar
b.    menemukan hubungan diantara keduanya.
6.    Siswa meresume hasil pencariannya.
7.    Guru mengklarifikasikan hasil kartu indeks.
8.    Klarifikasi secara keseluruhan terhadap materi.
9.    Membuka Tanya jawab    50 menit      
Akhir    1.    siswa dan guru menyimpulkan pelajaran.
2.    Evaluasi lisan dan tulisan.
3.    Follow up
4.    guru memberikan motifasi kepada siswa untuk mengulangi pelajaran di rumah.
5.    guru menutup pelajaran dengan membaca Hamdalah.    20   

Strategi dan metode
Strategi: Interactive Lecturing and learning dan the power of two, group resume.
Metode: Tanya jawab
Media dan sumber belajar
Media: LCD dan handout
Sumber:
Muhson, Nurul.2008.Bahan Ajar pendidikan Agama Islam jilid III.KAMI Pontianak Anggota IKAPI.Pontianak
Evaluasi
Prosedur    : Proses dan hasil
Jenis soal    : lisan dan tulisan
Bentuk soal    : Jawaban singkat dan uraian
Soal proses:
jelaskan pengertian beriman kepada qadha dan Qadhar
jawaban: percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya yang ada di muka bumi
soal hasil:
sebutkan 3 ciri orang yang telah berim,an kepada Qadha’ dan qadar!
Jwbn: Iman dan taqwa kepada Allah Swt semaikn menigkat, Jiwanya seimbang, bersyukur atas karunia All
sebutkan 3 perilaku yang menunjukan beriman kepada qadha dan qadar
jwban: banyak bersyukur, Menjauhkan diri dari sifat sombong dan, optimis dan giat bekerja.


Jelaskan perbedaan qadha’ dan qadar Allah.
Qada ketetapan Allah yang telah ditetapkan tetapi tidak kita ketahui, Sedangkan qadar ialah ketetapan Allah yang telah terbukti dan diketahui sudah terjadi.
jelaskan pengertian Qadha dan Qadar
Qadha adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah.
Jelaskan  hubungan antara qadha’ dan qadar Allah.
hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan perbuatan, Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Ny


Pontianak,  10 Februari  2011
Mengetahui                        Guru materi pelajaran
Guru pembimbing                         (Mahasiswa)


M. Harun, M.Ag                        Abdur Rosyid
NIP.19670206 199412 1 002                    NIM.1071108756